Oleh: Isbatullah Alibasja
Pada momentum Harlah Propinsi Banten yg ke-20 ini, kami mewakili elemen muda di Banten ingin menyampaikan beberapa hal.
Pertama, selama 20 tahun terakhir ini ada beberapa hal yang patut kita syukuri, misal soal perbaikan infrastruktur yg dilaksanakan secara bertahap, walupun kita harus akui bahwa pembangunan infrastruktur belum merata ke seluruh peloksok. Kedua, soal sumberdaya pribumi yg mulai mengisi formasi struktur ASN, walupun jumlahnya belum dominan. Ketiga, soal pembentukan Bank Banten, walupun ada persoalan terkait kecukupan modal, minimal Bank Banten sudah terbentuk. Kedepan kita berharap Bank Banten bisa didorong untuk menggerakkan sektor riil masyarakat.
Tapi selain itu ada beberapa hal yg mesti kita kritisi, misal soal kurangnya kreatifitas para pemimpin dalam menggali Pendapatan Asli Daerah, karena PAD Propinsi Banten masih bergantung pada pajak kendaraan bermotor, PT.BGD sebagai BUMD seharusnya bisa memompa alternatif pendapatan daerah, tapi justru PT.BGD dibelit oleh persoalan korupsi. Kedua, soal program pendidikan dan kesehatan gratis yg merupakan janji kampanye Wahidin Halim yg hingga kini Progress nya belum jelas.
Tapi ada hal yg paling utama yaitu soal visi kedepan, akan dibawa kemana Propinsi Banten ini?, dulu Kesultanan Banten pada masa keemasan-nya dikenal sebagai eksportir lada terbesar di Nusantara, Kesultanan Banten juga dikenal dengan pelabuhan internasionalnya yg ramai dikunjungi oleh para pedagang luar negeri.
Sekarang visi Banten ini akan kemana? Apakah pertaniannya? Apakah industrinya? Apakah pelabuhannya? Kita kehilangan mimpi dan cita-cita, para pemimpin kita kehilangan visi masa depan.
Penulis adalah Founder Rumah Peradaban Banten.
Discussion about this post