HARIANBANTEN.CO.ID – Penyair kenamaan asal Banten, Muhammad Rois Rinaldi, tampil memukau dalam Konser Hari Puisi Dunia, Cipta Citra IV, yang digelar di Malaysia. Dengan puisi yang sarat makna dan sentuhan budaya Banten, ia berhasil mencuri perhatian para pecinta sastra di negeri jiran.

Dalam penampilannya, Rois membacakan puisi yang mengangkat sudut pandang perempuan Banten seorang ibu dalam melihat perjalanan hidup anak laki-lakinya. Puisi itu tak sekadar menyentuh emosi, tetapi juga menghadirkan refleksi mendalam bagi para pendengar.

“Sejak tahun 2012, Malaysia adalah negara kedua setelah Indonesia yang menjadi tempat bagi saya untuk penjelajahan ruang kreatif pemanggungan puisi,” ujar Rois melalui kanal YouTube-nya.

Ia mengakui bahwa perjalanannya di Malaysia penuh dengan pengalaman yang menggugah dan menggugat. Di setiap penampilannya, ia selalu membawa identitas budaya Banten sebagai bagian dari ekspresi kreatifnya.

Puisi, Musik, dan Jejak Banten di Panggung Internasional

Sebagai seorang penyair yang lekat dengan tanah kelahirannya, Rois menegaskan bahwa bentuk pembacaan puisi yang ia bawakan selalu memiliki nuansa ke-Banten-an.

“Saya tidak pernah secara tegas mengatakan hendak mempromosikan Indonesia atau Banten di kancah internasional, tetapi secara alamiah, itulah yang selalu saya lakukan,” ungkapnya.

Menariknya, penampilannya kali ini turut diiringi musik yang diramu oleh almarhum Kang Arif Rahman Hakim, seorang musisi yang berpulang 40 hari sebelum konser digelar. Nada-nada khas Banten yang mengiringi pembacaan puisinya semakin memperkuat atmosfer pertunjukan.

Bagi Rois, interaksi budaya dalam dunia sastra adalah pengalaman yang menggembirakan. Ia melihat adanya pertukaran bentuk produk kebudayaan yang memperkaya pemahaman antarbangsa.

“Saya tidak tahu persis alasannya, tetapi mungkin ini semacam pertukaran yang menyenangkan melalui bunyi bahasa Indonesia. Sebagaimana saya pun menggemari nada-nada Melayu dalam bunyi bahasa Melayu,” ujarnya.

Dukungan dan Apresiasi

Di akhir acara, Rois menyampaikan rasa terima kasihnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung perjalanannya ke Malaysia, termasuk Meja Poejangga, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Gaksa ASEAN, dan Yayasan Gaksa Trans Kultura.

Ia juga mengapresiasi Pemerintah Kota Cilegon, yang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Cilegon, terus memberikan dukungan bagi perkembangan seni dan sastra.

Dengan penampilan yang memukau dan respons positif dari publik sastra Malaysia, Muhammad Rois Rinaldi sekali lagi membuktikan bahwa sastra tak hanya sekadar kata-kata, tetapi juga jembatan budaya yang menghubungkan berbagai bangsa. (ASEP/Red)