CILEGON – Perbaikan akses Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang berada di Kilometer 7.250 arah menuju Ciwandan di Lingkungan Jerenong, Kelurahan Lebak Denok, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, resmi diserahterimakan oleh perusahaan konsorsium kepada Pemkot Cilegon.

Diketahui pada Rabu, 25 April 2018 yang lalu, akses jalan tersebut ambrol akibat diterjang banjir bandang sehingga membuat jalur Anyer-Cilegon dan sebaliknya terputus.

Dampak dari ambrolnya jalan tersebut, dianggap banyak membawa kerugian kepada pengusaha angkutan berat (truk), juga perusahaan industri yang ada di wilayah Cilegon.

Selain itu, dengan terputusnya akses JLS, kondisi lalu lintas selama beberapa bulan di Kota Cilegon menjadi macet dan semrawut, hingga banyak pihak meminta agar akses JLS segera di perbaiki.

Dan pada Jum’at (21/12/2018), perbaikan yang mulai digarap pada September lalu dengan menggunakan dana patungan dari perusahaan konsorsium, akhirnya diserahkan ke Pemkot Cilegon, meskipun objek pekerjaan seperti pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) belum sampai dilaksanakan oleh konsorsium.

“Ya walaupun baru segini, saya terimakasih jugalah. Karena juga kan belum semua dananya terkumpul,” ujar Plt Walikota Cilegon, Edi Ariadi usai serah terima.

Diketahui, untuk membangun TPT dan lapis atas permukaan jalan badan jalan yang ambrol sebelumnya disepakati akan menelan anggaran sekitar Rp2,5 miliar yang berasal dari sumbangan kalangan industri dan usahawan.

“Yang jelas kalaupun dia (nilai sumbangan industri) lebih dari itu kenapa tidak. Karena kan bantuan juga masih berjalan. Kemana itu asosiasi truk? Dia teriak-teriak aja kan. Katanya dia rugi Rp500 juta perhari karena jalan dulu rusak. Nah sekarang coba kasihlah yang satu hari buat kita biar jalannya lebih cepat selesai,” ketusnya.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPU-TR) Kota Cilegon, Nana Sulaksana memprediksi, dari kesepakatan awal progres perbaikan yang sudah dilaksanakan konsorium, baru mencapai kisaran 60 persen.

“Ini kan baru lapisan atas, betonisasi saja. TPT dan lainnya kan itu akan dilanjut, belum selesai. Jadi sisanya itu masih menjadi tanggungjawab industri, karena ini kan dana swasta. Apalagi TPT yang akan dibangun itu dari beton setinggi lima meteran, bukan batu kali, jadi butuh anggaran yang lebih besar,” ungkapnya.

Agenda kegiatan serah terima pekerjaan turut disaksikan Direktur PT Chandra Asri Petrochemical, Suhat Miyarso dan perwakilan dari sejumlah kalangan industri di Ciwandan.

Sementara itu, Koordinator Pengumpulan Dana Bantuan Konsorsium, Malim Hander Joni tidak menampik bila anggaran yang sudah terpakai sejauh ini belum mencapai angka yang disepakati.

“Sejauh ini pekerjaan sudah menelan anggaran Rp770 juta. Memang ada pembahasan Rp2,5 miliar, tapi itu budget perhitungan, kan kita bisa menawar dari pemborong. TPT sebelah jalur itu sudah sebagian, sebelahnya lagi memang belum. Jadi kita butuh duit Rp1 miliar lebihlah ya biar selesai,” jelasnya.

Di lain pihak, Direktur PT Chandra Asri Petrochemical, Suhat Miyarso mengatakan, dari kritikel yang pertama sudah menggunakan anggaran Rp780 juta dan saat ini masih ada Rp100 juta lagi.

“Kita pakai untuk menyelesaikan kanan kiri dengan harapan ada perusahaan lagi yang mau menyumbang karena target kita dulu Rp2,5 Miliar, sementara yang baru terkumpul Rp800 juta. Jadi belum separuhnya kan,” paparnya.

“Ini kira-kira sudah 30 persen (anggaran patungan konsorsium). Bagi yang sudah menyumbang kalau ada dana bisa menyumbang lagi. Kedepannya kita akan koordinasi lagi antara Pemda, PU, kita akan undang kontraktor juga. Dan biaya yang kita dapatkan ini proyeknya agar bisa efisien dari berapapun juga dana yang sudah terkumpul,” tambahnya. (Red)