HARIANBANTEN.CO.ID – Lebaran di Kota Cilegon selalu disambut dengan penuh suka cita. Kota industri yang juga dikenal sebagai ‘Gerbang Jawa-Sumatra’ ini memiliki beragam tradisi khas yang tetap lestari dari generasi ke generasi.

Dari silaturahmi antar warga hingga sajian kuliner khas, berikut adalah beberapa tradisi unik Lebaran di Cilegon yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat lokal maupun pendatang.

1. Ziarah Kubur dan Doa Bersama

Menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Fitri, warga Cilegon memiliki tradisi ziarah kubur ke makam keluarga. Mereka berdoa bersama, membersihkan makam, dan menaburkan bunga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Tradisi ini bukan hanya ajang mengenang orang yang telah tiada, tetapi juga mempererat tali silaturahmi keluarga besar.

2. Ngariung dan Silaturahmi ke Tetangga

Pada hari pertama Lebaran, masyarakat Cilegon biasanya melakukan tradisi “ngariung” atau berkumpul bersama keluarga besar. Setelah shalat Idul Fitri, mereka saling bermaafan dan bersilaturahmi ke rumah tetangga serta kerabat. Momen ini menjadi waktu yang tepat untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan kebersamaan.

3. Kuliner Khas Lebaran: Rabeg dan Emping Melinjo

Lebaran di Cilegon tak lengkap tanpa hidangan khas seperti rabeg dan emping melinjo. Rabeg adalah olahan daging kambing berbumbu khas dengan cita rasa gurih dan manis yang mirip dengan semur. Sementara itu, emping melinjo menjadi camilan favorit yang sering disajikan saat tamu berkunjung ke rumah.

4. Pawai Takbiran Kelililng

Malam takbiran di Cilegon dimeriahkan dengan pawai obor dan gema takbir keliling. Selain itu, beberapa daerah juga menggelar pertunjukan seni dan budaya, seperti debus dan pencak silat, yang menambah semarak perayaan Lebaran di kota ini.

Dengan berbagai tradisi khas ini, Lebaran di Cilegon selalu menjadi momen yang penuh kehangatan dan kebersamaan. Selain menjaga tradisi leluhur, masyarakat juga terus melestarikan budaya lokal agar tetap hidup di tengah perkembangan zaman. (ASEP/Red)