HARIANBANTEN.CO.ID Kesultanan Banten merupakan salah satu kerajaan Islam besar di Nusantara yang pernah berjaya di abad ke-16 hingga ke-19. Didirikan oleh Sultan Maulana Hasanuddin pada tahun 1552 M, Kesultanan ini mencatatkan deretan nama sultan yang berperan penting dalam sejarah politik, agama, dan perdagangan di wilayah barat Pulau Jawa.

Sultan Maulana Hasanuddin yang juga dikenal sebagai Pangeran Sabakingkin, merupakan putra dari Sunan Gunung Jati. Ia menjadi sultan pertama Kesultanan Banten sekaligus membuka jalur perdagangan maritim yang menghubungkan Banten dengan berbagai bangsa, termasuk Portugis dan Belanda.

Tongkat kekuasaan kemudian dilanjutkan oleh putranya, Sultan Maulana Yusuf (1570–1580 M). Di bawah kepemimpinannya, Kesultanan Banten menaklukkan Kerajaan Pajajaran pada 1579, yang membuat pengaruh Islam semakin kuat di tanah Sunda.

Berikutnya, Sultan Maulana Muhammad (1580–1596 M) naik takhta di usia yang sangat muda, yakni sembilan tahun. Ia dikenal berani, namun gugur dalam ekspedisi militer ke Palembang yang bertujuan menguasai jalur strategis menuju Selat Malaka.

Puncak kejayaan Kesultanan Banten terjadi pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1683 M). Di bawah komandonya, Banten menjelma menjadi pusat perdagangan internasional dan kekuatan maritim yang disegani. Ia pun mengembangkan pendidikan Islam dan membangun keraton megah dengan arsitektur modern berkat bantuan ahli dari Eropa, Lucas Cardeel.

Namun, ambisi Sultan Ageng Tirtayasa menghadapi ujian berat ketika konflik dengan putranya sendiri, Sultan Haji, dimanfaatkan oleh VOC (Belanda). Politik adu domba Belanda berhasil memecah belah Kesultanan, hingga akhirnya Sultan Ageng ditangkap pada 1683 dan Sultan Haji naik takhta di bawah pengaruh VOC. Sejak saat itu, Banten mulai kehilangan kedaulatannya sebagai kerajaan merdeka.

Silsilah Kesultanan Banten terus berlanjut hingga awal abad ke-19, di mana Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin menjadi sultan terakhir yang memerintah hingga tahun 1816 M. Setelah itu, pengaruh kolonial semakin menguat dan Kesultanan Banten pun perlahan runtuh.

Berikut daftar lengkap para raja Kesultanan Banten dari masa ke masa:

  1. Sultan Maulana Hasanuddin (1552–1570 M)
  2. Sultan Maulana Yusuf (1570–1580 M)
  3. Sultan Maulana Muhammad (1580–1596 M)
  4. Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulkadir (1596–1647 M)
  5. Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad (1647–1651 M)
  6. Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1683 M)
  7. Sultan Haji (1683–1687 M)
  8. Sultan Abu al-Fadhi Muhammad Yahya (1687–1690 M)
  9. Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainulabidin (1690–1733 M)
  10. Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin (1733–1750 M)
  11. Sultan Syarifuddin (1750–1752 M)
  12. Sultan Muhammad Wasi (1752–1753 M)
  13. Sultan Muhammad Arif Zainulsyiqin (1753–1773 M)
  14. Sultan Aliyuddin (1773–1799 M)
  15. Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1799–1801 M)
  16. Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin (1801–1802 M)
  17. Pangeran Natawijaya (1802–1803 M)
  18. Sultan Aliyuddin II (1803–1808 M)
  19. Pangeran Suramenggala (1808–1809 M)
  20. Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin (1809–1816 M)

Jejak sejarah para raja Banten ini menjadi saksi bagaimana peran Banten dalam percaturan sejarah Nusantara, baik dalam penyebaran Islam, perdagangan, hingga perjuangan melawan kolonialisme.

Penulis: Red | Harianbanten.co.id