HARIANBANTEN.CO.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan akan terjadi peningkatan penggunaan layanan pinjaman daring (pinjol) dan skema Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater menjelang Lebaran tahun ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM, dan LJK Lainnya OJK, Agusman, mengatakan bahwa lonjakan ini diharapkan tetap terkendali agar tidak menimbulkan peningkatan Non-Performing Financing (NPF) ke depan.

“Diperkirakan terjadi peningkatan permintaan pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan dan pinjaman daring menjelang Lebaran tahun ini, namun diharapkan akan lebih terkendali agar tidak menimbulkan peningkatan NPF ke depan,” ujarnya, Sabtu (8/3/2025), seperti dikutip dari detikFinance.

Agusman menjelaskan bahwa pada Januari 2025, pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan mengalami kenaikan 41,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan Desember 2024 yang tercatat 37,6% yoy. Total pembiayaan mencapai Rp 7,12 triliun dengan NPF gross sebesar 3,37%.

Sementara itu, industri fintech lending atau pinjaman daring juga mencatat pertumbuhan. Outstanding pembiayaan pada Januari 2025 tumbuh 29,94% yoy, meningkat dari 29,14% yoy pada Desember 2024, dengan total nominal Rp 78,50 triliun.

“Tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) dalam kondisi terjaga stabil di posisi 2,52%,” tambahnya.

Pada periode menjelang Lebaran tahun lalu, outstanding pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan meningkat 31,45% yoy pada April 2024 dibandingkan Maret 2024 yang tercatat 23,90%. Sementara itu, pembiayaan industri pinjaman daring juga naik 24,16% yoy dibandingkan Maret 2024 yang tumbuh 21,85% yoy.

“Pertumbuhan kinerja pinjaman daring dan BNPL yang didukung dengan tingkat pembiayaan bermasalah yang masih terjaga stabil menunjukkan tingginya permintaan masyarakat, seiring dengan peningkatan transaksi digital, terutama dalam pembelian produk melalui e-commerce,” pungkasnya. (Red)