HARIANBANTEN.CO.ID – SD Negeri Cipaot di Kelurahan Bagendung, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, tengah menghadapi keterbatasan fasilitas yang cukup serius. Dengan jumlah siswa mencapai 415 orang, sekolah ini hanya memiliki delapan ruang kelas aktif.

Kondisi tersebut membuat proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara optimal. Sekolah terpaksa menerapkan sistem belajar dua shift, yakni pagi dan siang, untuk membagi penggunaan ruang kelas.

“Setiap kelas sekarang diisi sekitar 35 anak, bahkan ada yang sampai 40. Padahal idealnya satu kelas maksimal 28 siswa,” kata Suparman, guru kelas 6B, saat ditemui, Jumat (11/4/2025).

Berdasarkan ketentuan, kapasitas maksimal siswa dalam satu rombongan belajar (rombel) adalah 28 orang. Meski masih ditoleransi di wilayah padat penduduk seperti Bagendung, kondisi di SDN Cipaot sudah jauh dari standar ideal.

Foto: Saat proses pembelajaran siswa-siswi SDN Cipaot Kota Cilegon. (11/4).

Daya Tampung Tak Mencukupi

Kepala SDN Cipaot, Siti Rositoh, menyampaikan bahwa sekolah hanya mampu menerima dua rombel baru setiap tahun, sementara jumlah pendaftar terus meningkat.

“Tahun lalu pendaftarnya 120, tapi yang bisa diterima hanya 80. Tahun ini pun kami hanya bisa menerima dua rombel baru dengan 70 siswa,” ujarnya.

Idealnya, lanjut Rositoh, sekolah membutuhkan 12 hingga 14 ruang kelas agar seluruh siswa dapat belajar dalam satu sesi. Namun, keterbatasan infrastruktur membuat mereka harus melakukan penyesuaian.

Minim Toilet dan Tanpa Ruang Guru

Selain kekurangan ruang kelas, fasilitas penunjang lainnya juga sangat terbatas. Untuk lebih dari 400 siswa, SDN Cipaot hanya memiliki satu toilet yang dapat digunakan siswa. Satu toilet lainnya diperuntukkan bagi para guru.

“Idealnya kami punya 14 toilet. Sekarang cuma dua, itu pun satu untuk siswa, satu untuk guru,” jelas Suparman.

Para guru pun belum memiliki ruang kerja yang layak. Hingga saat ini, ruang guru belum tersedia, sehingga para pengajar terpaksa berbagi tempat dengan staf sekolah atau menggunakan ruang kelas untuk keperluan administrasi.

Lahan Tersedia, Tapi Belum Ada Tindak Lanjut

Menurut Rositoh, pihak sekolah sebenarnya telah memiliki lahan untuk perluasan fasilitas. Bahkan survei lokasi juga telah dilakukan oleh pihak terkait. Namun hingga kini belum ada kejelasan soal tindak lanjut dari pemerintah.

“Tanahnya sudah ada, tinggal eksekusi. Tapi sampai sekarang belum jalan juga,” tuturnya.

Pihak sekolah berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah, baik melalui penambahan ruang kelas, ruang guru dan pembangunan toilet, maupun rencana pendirian SDN Cipaot 2 untuk mengatasi lonjakan jumlah siswa.

Penulis: Asep Tolet