Oleh: Billy Nabawi
Mahasiswa Sampoerna University
Tidak terasa Idul Adha tahun ini akan segera tiba, tepatnya pada tanggal 31 Juli 2020. Idul Adha merupakan hari raya umat Islam yang dikenal dengan upacara penyembelihan hewan kurban. Namun, apakah Idul Adha tahun ini akan berbeda? Pandemi Covid-19 yang sedang menjadi kekhawatiran masyarakat bisa saja mengubah tata cara maupun pelaksanaan upacara penyembelihan kurban tahun ini. Pemerintah juga sedang gencar-gencarnya dalam menyebarkan gaya hidup yang baru. Di mana, orang-orang dituntut untuk menghindari kegiatan yang menyebabkan orang membuat kerumunan. Hal ini lah yang menjadi dasar bahwa Idul Adha tahun ini akan berbeda dengan perayaan Idul Adha sebelumnya.
Alternatif Pengganti
Menurut Muhammadiyah, Idul Adha tahun ini akan lebih difokuskan untuk sedekah uang daripada sembelih kurban. Hal ini bisa dilihat pada maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2020. Penerbitan maklumat tersebut didasari oleh pertimbangan pencegahan penularan Covid-19.
Apakah solusi tersebut sudah tepat? Bila ditelisik lebih dalam, dengan adanya sumbangan berupa uang tunai, masyarakat akan memiliki daya beli yang naik. Dengan demikian, akan sangat masuk akal apabila nantinya tempat-tempat perbelanjaan akan ramai diserbu warga.
Tentu itu bisa saja menjadi bibit-bibit klaster baru dalam penyebaran Covid-19. Dampak lain dari penuhnya tempat perbelanjaan adalah ketimpangan antara permintaan barang dan ketersediaannya. Yang mana akan mengakibatkan harga melonjak untuk menstabilkan grafik supply and demand. Yang lebih menyeramkan adalah harga yang naik itu tidak akan menurun sejajar dengan permintaan yang akan ikut menurun pula.
Selain itu, para penjual hewan kurban, agen-agen kurban, dan penyedia jasa penyembelihan kurban akan kehilangan pemasukan. Hal tersebut tentu akan menggaggu kestabilan ekonomi negara karena hancurnya usaha perdagangan hewan kurban dan akan menambah jumlah pengangguran. Hal ini tentu juga akan menarik perekonomian untuk terjun semakin dalam.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana penyaluran uang sedekah nantinya? Bila penyalurannya seperti pembagian baksos yang menimbulkan keramaian, justru ini akan menjadi petaka dimana persentase penyebaran Covid-19 akan meningkat. Belum lagi budaya masyarakat yang tidak sabaran, tidak terbayang bagaimana bila pembagian uang sedekah ini akan menimbulkan kerusuhan. Siapa yang akan disalahkan? Tentu para penyelenggara tidak mengharapkan hal ini terjadi.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Dibalik maklumat yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah, MUI juga telah mengaluarkan fatwa tentang penyelenggaraan salat id dan penyembelihan kurban pada fatwa nomor 36 tahun 2020. Dijelaskan bahwa MUI menyetujui penyelenggaraan kurban tahun ini, hal itu dikarenakan ibadah kurban tidak bisa diganti dengan sedekah uang.
Tentu kabar ini disambut hangat oleh masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan. Bersamaan dengat pemberian izin penyelenggaraan kurban, MUI juga memberi panduan dalam penyelenggaraannya.
Putusan untuk mengeluarkan izin penyelenggaraan kurban patut diacungi jempol. Namun, pemerintah juga perlu memerhatikan aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan masyarakat saat diselenggarakannya penyembelihan kurban. Tentu saja hal ini bertujuan agar tidak muncul klaster persebaran baru.
Protokol kesehatan merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam prosesi penyembelihan hewan kurban. Masjid-masjid maupun organisasi yang akan menyelenggarakan pemotongan hewan kurban harus benar-benar memenuhi standar protokol kesehatan yang berlaku. Konsekuensi juga harus diberlakukan bagi yang tidak memenuhi standar, yaitu dengan meniadakan warga-warga yang menonton penyembelihan.
Hal ini berguna untuk meminimalisir angka persentase penularan Covid-19. Panitia penyelenggara harus tegas dan cerdas agar bisa mencegah adanya klaster baru dalam penularan Covid-19.
Para pedagang hewan kurban juga harus memenuhi protokol kesehatan yang berlaku. Tempat penjualannya harus terus dipantau dan sesekali disemprot disinfektan. Perlu diperhatikan pula jumlah calon pembeli yang berada di lokasi; maksimal 50% dari kapasitas.
Tidak hanya manusia yang harus terbebas dari penyakit, hewan-hewan kurban juga harus dipastikan dalam keadaan sehat. Bila perlu hewan kurban harus dites sampel darahnya.
Pemerintah diharapkan bisa membantu dengan menyediakan alat-alat kesehatan sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selain itu, pemerintah harus bisa menindak tegas pada pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
Hal tersebut penting untuk diperhatikan agar Indonesia bisa cepat terbebas dari pandemi Covid-19. Semua pihak diminta agar bisa bekerja sama serta ikut mendukung terlaksananya penyembelihan kurban dalam perayaan Idul Adha 1441 H.
Mendongkrak Pertumbuhan Negara
Selain menambah pahala dan mendekatkan diri pada Allah SWT, berkurban juga bisa membantu meningkatkan kestabilan ekonomi Indonesia. Dengan adanya kurban, para peternak penyedia hewan kurban tetap menghasilkan pendapatannya di masa krisis ini. Tentu hal itu bisa mereka gunakan untuk menginvestasikannya untuk membeli hewan kurban untuk dijual pada tahun depan. Tidak hanya itu, mereka juga berkemampuan untuk mempekerjakan orang dan memperluas bidang usahanya. Dengan demikian, uang-uang akan terus berputar dengan siklus yang baik.
Dengan keluarnya uang dari kantong masyarakat, uang yang berputar di pasar juga akan bertambah sehingga harga-harga barang diharapkan bisa lebih stabil. Inflasi juga bisa dicegah karena penumpukan uang pribadi berkurang dan peredaran uang yang normal.
Masyarakat bisa ternutrisi dengan gizi yang terkandung dalam daging hasil kurban. Tidak hanya di perkotaan, masyarakat juga bisa menyalurkan hewan kurban ke daerah-daerah yang membutuhkan. Dengan demikian, pemerataan bisa terwujud.
Untuk itu, kurban tahun ini lebih esensial karena penyelenggaraannya banyak membawa manfaat untuk masyarakat. Sekarang adalah waktunya untuk saling bekerja sama, saling menghargai dan tidak saling menyalahkan. Krisis memang berat, tetapi tidak menjadi alasan untuk bangsa kita hancur. Justru, saat seperti ini nasionalisme kita dipertanyakan. Ayo bersama-sama keluar dari krisis pandemi ini dan menjadi bangsa yang lebih menyatu dan utuh.
Discussion about this post