PANDEGLANG – Sedikitnya ada delapan RT dan lima RW di Kecamatan Patia masih terisolir akibat genangan air, hal itu disebabkan karena tingginya genangan air yang masih tinggi.
Berdasarkan data yang diterima warga, ada sekitar 332 KK Kp. Peuntas Timur RT.05 RW.02, Kp. Patia Masjid RT.05 RW.02, Kp. Peuntas Selatan RT.02 RW.03, Kp. Cikiray Rt.02 RW.04, Kp. Pal 1 RT.03 RW.04, Kp. Nyungcung, Kp. Patia Masjid, Kp. Patia, Kp. Sentral, Kp. patia pentas, Desa Patia kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang yang sampai hari ini masih tergenang Air dan Belum ada Bantuan logistik.
Salah seorang warga, Entis Sumantri mengatakan, hingga saat ini di daerahnya masih terisolir belum mendapatkan sentuhan bantuan logistik, karena sulitnya akses jalan dan genangan air yang tinggi membuat sejumlah warga hanya pasrah dan menunggu.
“Kalau untuk masalah bantuan ataupun apapun dari pemerintah setempat, terlagi akses jalan yang terhambat oleh air, yang menghambat masyarakat dan tidak bisa keluar wilayah tersebut, karena tidak adanya kendaran untuk digunakan Masyarakat,” kata Entis, Selasa (8/12/2020).
Dia berharap pihak relawan dan pemerintah untuk melirik daerahnya tersebut, sebab sudah memakan beberapa hari warga belum bisa melakukan aktifitas apapun, dia meminta bantuan logistik untuk daerah yang terisolir tersebut.
“Harapan masyarakat setempat, pemerintah Kabupaten Pandeglang ataupun intansi terkait, segera memberikan bantuan perahu ataupun logistik ke tempat mereka, karena mereka sudah dua hari ini terisolir banjir dan belum mendapatkan bantuan apapun,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Patia, Didin menambahkan, sebagian sudah dilakukan evakuasi pengunsian ke tempat yang lebih aman, di tempat sanak sodaranya yang tidak tergenang air, “Kami dari pihak desa kemaren di berikan satu parahu karet akan tetapi itu berada di Desa Dungusaur saja, kami sudah melakukan upaya koordinasi dengan Dinas terkait, sampai sudah membuat Surat permohonan bantuan akan tetapi belum ada respon dari pihak BPBD Kabupaten Pandeglang, atau pun instansi terkait belum ada yang datang ke Desa kami,” ujarnya.
Didin berharap, pemerintah Desa dan masyarakat segera adanya perhatian bantuan baik perahu karet ataupun perahu biasa, untuk bisa di gunakan masyarakat karena akses jalan utama yang biasa di lalaui masyarakat terendam air sampai 130 cm.
“Hinga tidak bisa di lalaui oleh masyarakat karena di Desa Patia ini adalah desa yang mungkin sulit juga untuk di jangkau oleh kendaraan, karena akses jalan utama ataupun jalan perkampungan yang terputus sebab derasnya arus debit air yang mengalir,” tutupnya. (De/red)
Discussion about this post