HARIANBANTEN.CO.ID, CILEGON – Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta terinspirasi dengan Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo yang berhasil menerapkan digitalisasi terhadap pelayanan kepada masyarakat.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengaku kagum dan terinspirasi oleh sosok Kepala Desa Krandegan, Dwinanto yang berhasil mewujudkan desanya menjadi desa digital, dimana hampir seluruh pelayanan desa telah berbasis digital.

“Mas Dwinanto berhasil mewujudkan desanya menjadi desa digital. Karena hampir semua urusan pelayanan desa sudah berbasis digital. Sejumlah aplikasi dibuat untuk memudahkan masyarakat,” kata Sanuji disela kegiatannya menghadiri acara Digitalisasi Nusantara Expo and Summit 2022 yang digelar di Gedung Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (30/3/2022).

Dalam acara yang diselenggarakan atas kerjasama antara Kamar Dagang Industri (Kadin) dan Kementerian Dalam Negeri itu, Sanuji menuturkan kagum dengan pelayanan digital Desa Krandegan untuk masyarakatnya melalui Aplikasi Sistem Pelayanan Online Desa Krandegan (Si Polga).

Aplikasi tersebut, kata Sanuji, dibuat khusus untuk memudahkan masyarakat mengurus administrasi, mulai pengurusan izin, informasi dana desa, laporan kejadian gawat darurat dan sebagainya.

“Dengan aplikasi itu, masyarakat yang hendak mengurus izin, tak perlu mengantre di kantor desa. Dari rumah saja, langsung bisa dan selesai dalam hitungan jam,” ujarnya

Selain Si Polga, lanjut Sanuji, Desa Krandegan juga memiliki aplikasi toko online bernama tokodesaku.id, yakni sebuah aplikasi yang dibuat untuk mewadahi dagangan masyarakat agar bisa dijual secara online.

“Selain mengandalkan marketplace besar, aplikasi ini dinilai ampuh untuk menjual produk dari masyarakat Krandegan. Semoga semangat mas Dwinanto bisa kita aplikasikan di Kota Cilegon. Masyarakat semakin mudah dengan adanya pelayanan berbasis digital,” tuturnya.

Dengan keberhasilan Desa Krandegan menjadi desa digital percontohan nasional, Sanuji mengaku ingin menerapkan hal tersebut di Kota Cilegon.

“Ini adalah sebuah acara yang memicu semangat mewujudkan smartcity hingga pelosok desa. Untuk mewujudkan program digitalisasi hingga pelosok desa tersebut tentu bukan pekerjaan mudah, tapi bukan berarti tidak bisa kita wujudkan,” ujarnya.

Namun demikian, Sanuji menuturkan, untuk menerapkan digitalisasi dalam pelayanan di Pemerintahan Kota Cilegon, banyak tantangan yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Salah satunya bagaimana tidak ada lagi wilayah yang kesulitan mendapatkan sinyal atau blankspot.

“Kunci sukses Digitalisasi ada 3, pertama Kepala Daerahnya mau, kedua membangun infrastruktur IT (Informasi dan Teknologi), daerah mana yang blankspot, sinyal lemah, segera diperkuat. Ketiga partisipasi masyarakatnya,” tuturnya.

Sanuji berharap, ke depan Kota Cilegon harus mampu mencontoh kesuksesan penerapan digitalisasi dalam pelayanan publik agar masyarakat diberikan kemudahan.

“Semoga ke depan Cilegon juga akan mampu memberikan pelayanan publik kepada masyarakat secara digital. Melalui digitalisasi pemerintahan ini, masyarakat akan mudah mengurus segala keperluannya,” ujarnya.(*/Red)