HARIANBANTEN.CO.ID – Kelompok usaha besar di Indonesia, FKS Group, kembali menjadi sorotan setelah muncul isu rencana perluasan pabrik PT PDSU di Ciwandan, Kota Cilegon. Perusahaan yang juga terafiliasi dengan PT Bungsari dan PT Tereos ini sebelumnya disebut-sebut terseret dalam skandal kuota impor gula Tomy Lembong sebagaimana diberitakan oleh Banten Raya.

FKS Group, yang dipimpin oleh Edi Kusuma, kini mendapat sorotan baru terkait rencana ekspansi pabrik PT PDSU pada kuartal pertama atau kedua tahun 2025. Informasi ini memicu polemik di kalangan pengusaha lokal dan organisasi profesi, termasuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon.

Wakil Ketua Bidang Investasi Kadin Kota Cilegon Isbatullah Alibasja, menyampaikan kekecewaannya karena pihak PT PDSU belum melibatkan Kadin sebagai organisasi profesi resmi yang diakui negara dalam pembahasan proyek pembangunan tersebut.

“Kami sangat menyayangkan hal ini. Insyaallah dalam waktu dekat kami akan mengundang PT PDSU secara resmi untuk membahas rencana perluasan tersebut. Kami juga akan mengajak Ketua Komisi 2 DPRD Kota Cilegon, Plt Wali Kota Cilegon dan Kepala Dinas Perizinan yang berwenang terkait Investasi dan Perijinan untuk mendiskusikan hal ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sejumlah pengusaha lokal telah melakukan komunikasi awal dengan PT PDSU terkait peluang proyek pembangunan pabrik. Namun, langkah ini dinilai tidak transparan dan belum melibatkan semua pihak terkait.

Selain itu, pengalaman kurang menyenangkan juga sempat terjadi dalam negosiasi terkait proyek bongkar muat dan pemeliharaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di PT PDSU. Kedua hal tersebut menambah tantangan dalam menentukan langkah strategis Kadin Cilegon terhadap perusahaan tersebut.

“Dua pengalaman pahit dengan PT PDSU ini menjadi bahan pertimbangan kami dalam merumuskan langkah ke depan. Transparansi dan keterlibatan semua pihak sangat penting dalam proyek sebesar ini,” tambahnya.

Dengan berbagai polemik yang melingkupi, rencana ekspansi PT PDSU di Cilegon diharapkan dapat diiringi dialog terbuka antara pihak perusahaan, pemerintah, dan pengusaha lokal untuk menciptakan sinergi yang sehat bagi pertumbuhan ekonomi di Kota Cilegon. (Red)