HARIANBANTEN.CO.ID, CILEGON – Front Daulat Pribumi ingatkan kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Cilegon Helldy Agustian dan Sanuji Pentamarta yang tepat menginjak satu tahun, Sabtu (26/2/2022)

Dalam peringatan haul satu tahun kepemimpinan Helldy-Sanuji yang digelar di Ruang Rapat DPRD Cilegon tersebut, berbagai organisasi masyarakat di Front Daulat Pribumi ingatkan Helldy-Sanuji untuk penuhi janji, kurangi nyanyi dan selfie.

Inisiator haul satu tahun kepemimpinan Helldy-Sanuji, Isbatulloh Alibasya mengatakan, acara peringatan tersebut untuk mengevalusi kinerja Walikota dan Wakil Walikota yang telah memimpin Cilegon selama satu tahun.

“Saya kira masyarakat juga harus bicara mengingatkan mana program yang sudah, mana yang belum. Jadi hasil dari acara ini bentuknya rekomendasi, masukan-masukan sifatnya, nanti akan kita layangkan ke Walikota, Dewan dan Industri,” katanya.

Isbat menuturkan, dari beberapa organisasi yang memberikan orasinya dalam peringatan haul satu tahun kepemimpinan Helldy-Sanuji, hampir seluruhnya melihat masih ada kinerja yang kurang maksimal.

“Dari 10 janji kampanye, itu yang baru terealisasi hanya baru 10 persen hingga 20 persen. Harapan kita, di tahun kedua ini Pak Helldy bisa menggenjot kinerjanya, mengurangi nyanyi dan selfinya, menyingsingkan lengan bajunya, lari kencang untuk minimal mengejar program yang sudah dijanjikan dan dimasukan ke RPJMD,” ujarnya.

Sementara itu, praktisi hukum Cilegon sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bahtiar Rifai and Partner (BRP) mengatakan masyarakat harus lebih kritis dalam memberikan masukan untuk pemimpin dalam membangun Kota Cilegon.

“Eksekutif dan legislatif harus diberikan masukan dan usulan dari masyarakat. Jadi masyarakat harus berani memberikan masukan sesuai dengan keilmuan masing-masing,” katanya.

Evaluasi dalam peringatan haul satu tahun kepemimpinan Helldy-Sanuji, juga disampaikan praktisi hukum lainnya, Silvi Sofawi Haiz. Menurutnya, Cilegon saat ini semakin memiliki permasalahan kompleks.

“Semoga haul ini menjadi alarm pengingat bagi Helldy dan Sanuji untuk kembali ke jalur yang semestinya dalam menata dan membangun Kota Cilegon,” ujarnya.

Ditempat yang sama, aktifis senior Cilegon, Juli Tresno Aji menyampaikan, dirinya dan masyarakat Cilegon merasa tidak puas dengan kepemimpinan Helldy-Sanuji yanh telah genap satu tahun menjadi kepala daerah.

“Ketidakpuasan itu seharusnya menjadi koreksi bagi Helldy-Sanuji dalam kepemimpinannya satu tahun ke depan,” katanya.

Juli menjelaskan, ia tadinya berpikir Cilegon sebagai rumah yang nyaman dan indah untuk masyarakatnya tinggal.

“Saya berpikir Cilegon ini rumah kita, ternyata isinya toilet, bau. Saya berpikir Cilegon ini rumah kita yang begitu nyaman, indah, tenang, tapi ternyata isinya toilet, tidak ada kenyamanan disitu,” ujarnya.

Juli juga mengingatkan kepada para aktivis dan pemerhati pembangunan, untuk terus berjuang bersama-sama membangun Cilegon agar lebih maju ke depan.

“Jangan jadi aktivis seperti lalat, yang hanya tahunya sampah, madu ditinggalkan. Maksudnya adalah, madu itu adalah kewajiban kita untuk terus berjuang bagaimana Cilegon ini tidak menjadi toilet. Terus kita berjuang jangan pernah berhenti. Siapa pun pemimpinnya saya secara pribadi tetap pada posisi oposisi untuk membangun Cilegon,” tuturnya.

Menanggapi evaluasi tersebut, Anggota DPRD Cilegon Ibrohim Aswadi menyambut baik evaluasi dalam haul satu tahun kepemimpinan Helldy-Sanuji tersebut.

Politisi Partai Demokrat Cilegon itu juga berharap seluruh elemen masyarakat beserta kepala daerah dapat bersinergi untuk membangun Cilegon ke depan.

“Jadi bukan sedang membangun di Kota Cilegon, tetapi sedang membangun Cilegon, hal ini yang perlu di kawal oleh kawan-kawan. Kalau membangun di Kota Cilegon, akhirnya jalan masing-masing, harusnya kan bersinergi antara pemerintah, industri dan masyarakat,” katanya.

Anggota Komisi II DPRD Cilegon itu juga berharap masyarakat selalu tetap kritis dan terus memberikan evaluasi untuk membangun Cilegon lebih baik ke depan.

“Kawal terus kebijakan daerah. Jadi jangan hanya menggantungkan kepada kami (Anggota DPRD) yang hanya 40 orang. Tapi harus ada civil society yang terus mengawal berjalannya pemerintahan,” pungkasnya. (TKN/Red)