Dalam hal kesehatan, Indonesia sebenarnya belum siap untuk lepas dari PSBB, tetapi faktor perekonomian mendesak untuk segera memulai New Normal. Maka dari itu pemerintah memutuskan untuk melewati masa transisi terlebih dahulu agar ekonomi Indonesia bisa sedikit membaik dan berharap faktor kesehatan tidak terlalu memburuk. Namun, nyatanya kasus positif terus bertambah banyak setiap harinya.
Hal ini sudah sangat jelas mengatakan bahwa Indonesia belum siap untuk transisi New Normal. Ini tidak semua salah pemerintah karena sudah memulai transisi, tetapi masyarakat juga belum sepenuhnya melakukan yang terbaik dalam menerapkan social distancing. Melihat kondisi kesehatan saat transisi sekarang semakin buruk, haruskah Indonesia kembali ke masa PSBB?
Pemerintah Belum Siap
Saat berita pertama tentang adanya dua orang yang terkena Covid-19 di Depok mulai viral di Indonesia, pemerintah tidak langsung mengambil tindakan untuk lockdown, atau pun social distancing. Padahal banyak negara tetangga Indonesia sudah mulai melakukannya sejak beberapa minggu sebelumnya. Dari hal ini, terlihat betapa pemerintah belum mempersiapkan Indonesia untuk kedatangan pandemi ini ke Indonesia.
Kebanyakan negara luar tidak lagi lockdown dan mulai melakukan New Normal saat sudah tidak ada penambahan kasus positif di negaranya selama kurang lebih satu minggu. Berbeda dengan Indonesia, PSBB dihilangkan dan mulai transisi New Normal saat angka kasus positif masih terus bertambah setiap harinya. Bisa disimpulkan bahwa Indonesia memang belum siap untuk menerapkan transisi New Normal, apalagi untuk New Normal.
Pemerintah awalnya menetapkan bahwa PSBB hanya akan berlangsung selama dua minggu, namun akhirnya diperpanjang melihat kondisinya yang belum memungkinkan hingga Juni. Negara luar selama durasi itu justru dilakukan lockdown sehingga akhirnya mereka bisa benar-benar menekan jumlah kasus positif di negara tersebut, bukan hanya PSBB.
Selain dari perbandingan dengan negara luar, banyak hal yang sebenarnya kurang dipersiapkan pemerintah agar PSBB dan transisi New Normal bisa berjalan dengan efektif.
Dari segi tenaga medis saja sudah terlihat sangat kurang, di mana rumah sakit yang bisa menangani pasien dengan Covid-19 belum secara menyeluruh tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Belum lagi fasilitas dan keperluan yang tidak banyak dimiliki oleh rumah sakit yang ada, membatasi jumlah pasien yang bisa ditangani.
Tidak hanya itu, pemerintah sendiri juga masih belum tegas dalam pelaksanaan PSBB ini. Segala peraturan dan anjuran yang dikeluarkan oleh pemerintah hanya terdengar seperti saran bagi masyarakat. Pengawasan yang dilakukan juga belum maksimal sehingga banyak masyarakat yang masih tidak patuh. Walaupun beberapa upaya sudah dilakukan di beberapa daerah, tetapi belum merata sehingga masih ada banyak celah bagi masyarakat untuk langgar.
Masyarakat Tidak Patuh
Salah satu tokoh yang memiliki peran terbesar dalam mensukseskan PSBB dan transisi New Normal ini sudah pasti adalah masyarakat. Pemerintah sudah membuat berbagai macam peraturan dan protokol kesehatan untuk dilaksanakan saat pandemi ini berlangsung, tetapi apakah masyarakat sudah melaksanakannya dengan baik? Tentu saja belum.
Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk melakukan karantina mandiri dan melakukan work from home dan study from home, tetapi banyak yang masih pergi bekerja. Ini disebabkan oleh berbagai alasan, salah satunya karena banyak perusahaan yang masih tidak patuh. Nyatanya masih banyak yang mengharuskan pekerjanya untuk pergi kerja, padahal sebenarnya bisa saja bekerja dari rumah.
Para pekerja juga beralasan karena merasa tidak produktif dan suntuk jika bekerja dari rumah. Padahal jika perusahaan dan pekerja bisa memaksimalkan bekerja dari rumah, social distancing bisa terlaksanakan dengan baik di lingkungan bekerja, khususnya perkantoran.
Selama masa PSBB jumlah transportasi umum yang disediakan oleh pemerintah dikurangi, dengan harapan bisa membuat masyarakat tinggal di rumah daripada bepergian. Namun, hal ini justru membuat antrian di stasiun dan halte semakin penuh karena banyak orang yang masih keluar rumah untuk pergi bekerja. Apalagi, saat awal masa PSBB masih banyak orang yang belum menggunakan menggunakan masker.
Sepertinya semua hal itu masih terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya dari Covid-19 ini sendiri. Hanya karena mereka tidak memiliki gejala, bukan berarti sehat, karena bisa saja menjadi perantara virus bagi orang lain yang kemungkinan dalam kondisi rentan.
Ada juga sejumlah masyarakat yang menolak untuk menerima kenyataan bahwa virus ini memang berbahaya, dan tetap ingin menjalani kebiasaan normal. Maka dari itu, mereka masih bepergian dan beraktivitas seperti biasa. Apalagi PSBB sudah selesai, banyak yang merasa bahwa semuanya telah kembali normal, padahal ini masih transisi New Normal.
Sama seperti PSBB, pemerintah juga memutuskan untuk memperpanjang masa transisi New Normal, dan Indonesia juga terlihat semakin menjauh untuk bisa mencapai masa New Normal. Tampaknya masa transisi New Normal masih gagal membuat Indonesia move on dari pandemi, dan ‘balikan’ dengan PSBB sebenarnya masih menjadi solusi terbaik sejauh ini.
Semua orang memang belum siap dengan perubahan yang mendadak ini. Tetapi dengan kondisi yang sangat mendesak seperti sekarang, banyak hal harus diubah agar kita bisa lebih cepat lepas dari semua peraturan yang mengekang ini.
Discussion about this post