Penulis : Azwin Syahrizal | Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta

Pangan merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia yang wajib dipenuhi, di samping sandang (pakaian) dan papan (tempat tinggal). Pentingnya pangan bagi pemenuhan hidup manusia menjadi syarat mutlak dalam menjaga ketersediaan pangan di tengah bertambahnya populasi. Populasi yang terus bertambah berpotensi mengakibatkan  berkurangnya jumlah lahan produktif akibat beralihnya fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman.

Akibat ancaman ini, penting untuk mencari solusi yang dapat mendorong produktivitas pangan secara berkelanjutan tanpa mengesampingkan kebutuhan manusia akan penggunaan lahan yang semakin meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui alih fungsi lahan yang tepat. Cara ini dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang tersedia untuk tujuan pertanian sehingga dapat meningkatkan produksi pangan secara efisien.

Baca Juga:Memahami Anomali

Konsep alih fungsi lahan merupakan sebuah proses perubahan penggunaan lahan dari fungsi satu ke fungsi lainnya. Alih fungsi lahan sering kali terjadi akibat aktivitas manusia, baik itu karena perkembangan industri, urbanisasi, atau meningkatnya kebutuhan sosial dan ekonomi. Alih fungsi lahan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan beragam problematik mulai dari rusaknya habitat alami, kerusakan ekosistem, dan penurunan produksi pangan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan alih fungsi lahan yang mengutamakan sustainibilitas dan pemaksimalan produksi lahan pertanian.

Anggapan terhadap alih fungsi lahan yang sering dikaitkan dengan konotasi negatif memicu stigma bahwa alih fungsi lahan selalu berefek buruk bagi manusia dan lingkungan. Padahal, alih fungsi lahan yang tepat justru dapat memberikan dampak positif terhadap berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, dan pertanian. .

Alih fungsi lahan yang terencana dan terintegrasi dengan baik dapat memberikan ruang untuk pengembangan pemukiman yang lebih baik, infrastruktur yang diperlukan, dan tempat kerja baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, dengan memperhatikan aspek pertanian, lahan yang diubah fungsinya juga dapat digunakan untuk pengembangan pertanian modern dan produktif, membantu memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah.

Alih fungsi lahan yang tepat mengacu pada perubahan penggunaan lahan yang memaksimalkan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tujuannya adalah mengubah lahan yang sudah ada menjadi penggunaan yang lebih sesuai atau bermanfaat bagi kebutuhan yang berbeda, seperti produksi pangan dan lain-lain tanpa merusak keseimbangan lingkungan yang ada. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, alih fungsi lahan yang tepat sangat penting untuk mencapai keberlanjutan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya yang efisien.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam alih fungsi lahan yang tepat adalah pemetaan dan identifikasi lahan yang memiliki potensi pertanian yang tinggi. Pada pemetaan tersebut, berbagai faktor seperti kualitas tanah, ketersediaan air, iklim, dan aksesibilitas harus dipertimbangkan dengan seksama. Dengan memilih lahan yang memiliki potensi pertanian yang baik, lahan-lahan yang sebelumnya terbengkalai atau kurang produktif dapat diubah menjadi lahan pertanian yang produktif. Sehingga lahan yang sebelumnya tidak memberikan manfaat yang berarti, dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan produksi pangan.

Selain kepentingan produktivitas pangan, alih fungsi lahan yang tepat juga dapat membantu mengurangi tekanan terhadap lahan pertanian yang produktif. Dalam beberapa kasus, lahan pertanian yang produktif diubah menjadi pemukiman, kawasan industri, atau infrastruktur. Dengan adanya alih fungsi lahan yang tepat, lahan-lahan yang rencananya akan diubah tersebut dapat dialihkan ke area yang lebih sesuai untuk pengembangan ekonomi atau penggunaan lainnya, sehingga sisa lahan pertanian yang produktif dapat dipertahankan dan digunakan untuk produksi pangan yang berkelanjutan.

Selain itu, alih fungsi lahan yang tepat juga dapat mempromosikan diversifikasi produksi pangan. Melalui pemetaan dan penggunaan teknologi tepat guna, lahan yang sebelumnya digunakan untuk satu jenis tanaman dapat dialihfungsikan untuk menanam tanaman lain yang memiliki permintaan yang tinggi dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih baik. Diversifikasi produksi pangan akan membantu mencapai keamanan pangan yang lebih baik, mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman, dan meningkatkan keberlanjutan sistem pertanian.

Namun, penting untuk diketahui bahwa alih fungsi lahan yang tepat juga harus mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Alih fungsi lahan yang dilakukan tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat lokal atau tanpa melibatkan partisipasi mereka dapat menghasilkan konflik sosial dan ketimpangan ekonomi. Oleh karena itu, perlu ada keterlibatan aktif dari masyarakat lokal, pemangku kepentingan, dan pemerintah dalam proses alih fungsi lahan yang tepat.

Dalam hal ini, pemerintah memiliki peran penting sebagai pemangku kebijakan. Pemerintah perlu tegas dalam mengatur alih fungsi lahan melalui undang-undang atau peraturan yang mengikat untuk mengatur alih fungsi lahan agar tidak mengancam produktivitas pangan tanpa mengabaikan kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat. Sebagai contoh, pemerintah perlu mengaplikasikan secara optimal UU No 41/2009 tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang dirasa belum berjalan secara optimal.

Selain berpangku pada kebijakan, sebagai masyarakat kita dapat melakukan beberapa hal seperti melakukan konsep pertanian perkotaan dengan memanfaatkan lahan yang terbatas menjadi sarana untuk memproduksi komoditas pangan. Dengan memanfaatkan lahan non-produktif seperti pekarangan rumah, atap gedung, atau lahan kosong di perkotaan, kita dapat mengubahnya menjadi area produksi komoditas pangan. Selain bermanfaat untuk memanfaatkan lahan non-produktif menjadi produktif, juga dapat menghasilkan keuntungan secara ekonomis.

Berkaca pada pembahasan di atas, dalam upaya mencapai ketepatan alih fungsi lahan, tentunya penting bagi semua elemen yang terlibat untuk melaksanakan peran dan tanggung jawab mereka dengan benar. Dengan kolaborasi yang baik antara semua pihak, maka bukan tidak mungkin alih fungsi lahan yang tepat dan berkelanjutan dapat tercapai sehingga dapat menjaga produktivitas pangan di tengah kebutuhan lahan yang semakin meningkat.

Pada akhirnya, alih fungsi lahan yang tepat dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam mendorong produktivitas pangan. Dengan mempertimbangkan pemetaan lahan yang baik, penggunaan teknologi pertanian yang tepat, pengurangan tekanan pada lahan pertanian yang produktif, diversifikasi produksi pangan, serta melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan, alih fungsi lahan yang tepat dapat memaksimalkan potensi lahan yang ada untuk produksi pangan yang berkelanjutan. Dengan adanya upaya ini, diharapkan dapat tercapai keamanan pangan yang lebih baik, mengurangi kerentanan pangan, dan mencapai keberlanjutan sistem pertanian dalam menghadapi tantangan masa depan.