HARIANBANTEN.CO.ID, CILEGON – Siswa SDN Kranggot, Kota Cilegon, diduga mendapatkan perundungan dari salah seorang oknum pensiunan polisi dari Polda Banten.
Siswa SDN Kranggot tersebut dikabarkan dipukul oleh oknum pensiunan polisi ketika sedang bermain bola di halaman sekolah pada Sabtu, 27 Agustus 2022 kemarin.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Sekolah SDN Kranggot Rahman, saat dikonfirmasi wartawan. Menurutnya, kejadian dugaan pemukulan oleh salah satu oknum pensiunan Polisi dari Polda Banten itu bermula saat siswanya bermain bola dan ada kesalahpahaman kemudian berkelahi.
“Tujuh orang (siswa), kronologinya anak-anak main bola, kucing-kucingan di lapangan, pas lagi main kayanya kesenggol atau gimana pokoknya salah paham, terus berantem. Yang satunya dibawa ke kantor, yang satunya lagi dibawa ke kantor engga mau, malah lari, keluar dari pagar, engga tau, mau ke bapaknya atau gimana, akhirnya disusul lah sama teman-teman yang lain yang keluar pagar itu mau dibawa ke kantor, mau didamaikan sama guru. Dikiranya di situ itu (saat temannya menjemput) berantem, ketemulah Pak Polisi itu karena rumahnya deket di situ. Bukannya dilerai secara baik-baik, tapi itu katanya dipukuli,” kata Rahman kepada wartawan saat ditemui di kantornya di SDN Kranggot, Senin (29/8/2022).
Namun demikian Rahman mengaku hal tersebut diketahuinya dari laporan para guru, lantaran dirinya pada saat kejadian tidak berada di sekolah.
“Itu hanya konfirmasi saja. Karena waktu kejadian saya tidak di tempat, jadi yang tahu ya guru kelas. Jadi waktu itu saya lagi pelantikan Pramuka. Laporannya ya memang (pemukulan) kira-kira begitu. Wali kelasnya melihat kejadian,” ujarnya.
Rahman sendiri mengaku menyayangkan atas kejadian tersebut, Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mengumpulkan orang tua siswa untuk menengahi dan mendamaikan atas dugaan pemukulan tersebut.
“Pengennya mah selesai saja, tapi kalau orang tuanya tidak menerima mah kan itu hak orang tua ya. Ya silakan saja, karena sekolah mah engga terlibat, justru sekolah mah kalau mau engga terima, ya engga terima, masa anak-anak dipukuli. Tujuh orang siswa. Ya tadi sudah dikumpulkan orang tua, tapi kekeh pengennya dilanjutkan ke (ranah hukum) biar ada rasa jera. Visum kayanya sih salah satu orang tua itu, tapi saksinya banyak. Masa anak-anak berantem harusnya dilerai, itu mah dipukuli anak-anaknya,” tuturnya.
“Tapi ketika sudah main pukul, kan orang tuanya engga terima, itu sampai dikejar ke sekolah, ke dalam kelas, disaksikan sama gurunya juga,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Kapolsek Cilegon Kompol Doharon Siregar mengungkapkan, pihaknya mendatangi SDN Kranggot karena adanya pemberitaan di media sosial untuk mengkonformasi kejadian dugaan pemukulan tersebut.
“Terus terang saja kami tidak memeriksa, kami ke sini bukan pemeriksaan, tapi tugas saya sebagai Kapolsek dengan adanya pemberitaan di medsos, saya menanggapi dan segera ke sini untuk konfirmasi yang sebenarnya karena kami belum ada mendapatkan laporan. Ya laporan kalau dari Kepala Sekolah ya seperti itu, tidak jauh dari yang diberitakan di media sosial,” katanya.
Kapolsek mengatakan, pihaknya sampai dengan saat ini masih menunggu jika adanya laporan dari orang tua siswa yang anaknya mendapat perundungan.
“Kelanjutannya kan kita sudah konfirmasi, kita menunggu mungkin ada laporan atau tidak ya mudah-mudahan bisa diselesaikan secara bijaksana, secara arif dan bisa dikoordinasikan atau dengan upaya-upaya. Mungkin miskomunikasi atau gimana laporan anak-anak kepada orang tua atau benar atau seperti apa ya kita gak tahu. Jadi kita harapkan ini bisa diselesaikan dengan segera atau secepatnya,” ujarnya.
Sementara itu, YJ, terduga dalam kejadian tersebut, mengaku tidak melakukan pemukulan kepada para siswa SDN Kranggot.
“Itu salah itu, jadi informasi awalnya itu mereka pada berantem, saya itu cuma memisahin, bukannya saya mukul, itu mereka pada berantem di deket rumah saya, itu kejadiannya yang aslinya. Kalau pukul-pukulan saya engga ada, gatau masalahnya, awalnya yang jelas mereka pada berantem, sekolah engga tau, saya yang ada di lokasi kejadian hari Sabtu itu. Saya cuma melerai orang banyak, engga tau berantem karena apa, kan banyak,” katanya.
YJ juga menyampaikan, dirinya hanya melerai para siswa SDN Kranggot yang tampak tengah berkelahi dengan sesama siswa. Namun dirinya tidak mengetahui secara pasti penyebab perkelahian antar siswa tersebut.
“Saya waktu itu kan lewat saya sempat, udah berenti ada apa, terus bubar. Terus saya melanjutkan perjalanan naik motor engga taunya dari warga ada yang lapor, pak ada yang berantem anak sekolah saya balik lagi saya bubarkan gitu kejadiannya. Ada yang lari ke sekolah, itu yang mukul katanya, saya kejarlah ke sekolah, saya kasih tau kenapa kamu mukul-mukul?,” ucapnya.
“Nah, setelah itu saya balik aja, pulang. Baru besoknya orang tua murid katanya dipukul segala macem, ya engga tau saya orang engga ada pemukulan. Kata pihak sekolah katanya ada oknum perwira Polisi mukul katanya, engga ada lah, orang saya cuma melerai, di jam belajar mereka ini berantem di luar. Saya ngejar sama misah mereka,” ujarnya. (TKN/Red)
Discussion about this post