HARIANBANTEN.CO.ID – Perayaan Hari Raya Idul Fitri di Kota Cilegon bukan hanya tentang mudik dan bermaaf-maafan, tetapi juga sarat akan tradisi yang memperkuat kebersamaan antar warga.

Salah satu tradisi yang masih lestari adalah “Ngariung Lebaran”, di mana warga dari berbagai kalangan berkumpul di rumah-rumah keluarga besar atau tokoh masyarakat untuk berbagi cerita, makanan, dan doa.

Tradisi ini tidak hanya mempertemukan keluarga yang sudah lama tidak bertemu, tetapi juga menjadi ajang mempererat hubungan antar warga.

Selain itu, tradisi turun kampung juga masih dijaga oleh banyak warga Cilegon. Mereka yang merantau ke luar kota akan menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke tetangga lama, guru, dan sesepuh desa.

Salah satu warga Cilegon, Fatullah (43), mengungkapkan bahwa momen ini menjadi kesempatan baginya untuk mengenang masa kecil sekaligus menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar.

“Kami percaya bahwa silaturahmi membawa keberkahan. Saat kita saling mengunjungi, berbagi makanan, dan memaafkan, ada kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa digantikan dengan hal lain,” ujarnya. Senin (31/3/2025).

Tak hanya itu, di beberapa kampung di Cilegon, warga juga menggelar acara “Halal Bihalal Kampung” yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Menurutnya, acara ini biasanya diisi dengan tausiah, doa bersama, dan makan bersama di lapangan terbuka. Tradisi ini menjadi momentum untuk menghapus sekat sosial dan memperkuat rasa persaudaraan.

“Dengan segala tradisi yang terus dijaga ini, Lebaran di Kota Cilegon bukan sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga menjadi perekat sosial yang memperkuat kebersamaan di tengah masyarakat yang semakin modern,” pungkasnya. (ASEP/Red)