HARIANBANTEN.CO.ID – Hasil pemungutan suara di TPS 05 Kelurahan Kedaleman, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, menjadi pukulan berat bagi Helldy Agustian, calon petahana dalam Pilkada Cilegon 2024. Di TPS tempatnya mencoblos, pasangan nomor urut 2 Helldy-Alawi hanya meraih 146 suara, kalah dari pasangan nomor urut 1 Robinsar dan Fajar Hadi Prabowo yang unggul dengan 222 suara. Pasangan nomor urut 3, Isro-Uyun, berada di posisi buncit dengan 76 suara.

Kekalahan di “kandang sendiri” ini dinilai sebagai cerminan turunnya elektabilitas Helldy. Tokoh muda Cilegon, Isbatullah Alibasja, menyebut hasil ini sebagai konsekuensi dari tingkat kepuasan publik yang rendah terhadap kebijakan petahana.

“Ini menunjukkan bahwa elektabilitas Pak Helldy memang kurang baik. Ini juga menjadi indikator bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil selama ini tidak memuaskan publik. Wajar jika di TPS-nya sendiri beliau kalah, bahkan dengan selisih yang cukup jauh, hampir 10 persen,” ujar Isbatullah.

Ia menambahkan, kekalahan ini menjadi pelajaran penting bagi siapa pun yang memimpin Cilegon ke depan. “Masyarakat hari ini sudah semakin cerdas dalam menilai pemimpin dari kebijakan-kebijakannya. Pemimpin yang terpilih nanti harus lebih amanah, menjaga kesesuaian antara kata dan tindakan,” tegasnya.

Kemenangan Robinsar-Fajar di TPS ini menjadi salah satu penanda bahwa masyarakat Cilegon mungkin menginginkan perubahan dalam kepemimpinan. Kini, perhatian tertuju pada hasil resmi yang akan diumumkan oleh KPU, yang diharapkan mengukuhkan pasangan pemenang yang mampu memenuhi harapan masyarakat.

 

HARIANBANTEN.CO.ID – Hasil pemungutan suara di TPS 05 Kelurahan Kedaleman, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, menjadi pukulan berat bagi Helldy Agustian, calon petahana dalam Pilkada Cilegon 2024. Di TPS tempatnya mencoblos, pasangan nomor urut 2 Helldy-Alawi hanya meraih 146 suara, kalah dari pasangan nomor urut 1 Robinsar dan Fajar Hadi Prabowo yang unggul dengan 222 suara. Pasangan nomor urut 3, Isro-Uyun, berada di posisi buncit dengan 76 suara.

Kekalahan di “kandang sendiri” ini dinilai sebagai cerminan turunnya elektabilitas Helldy. Tokoh muda Cilegon, Isbatullah Alibasja, menyebut hasil ini sebagai konsekuensi dari tingkat kepuasan publik yang rendah terhadap kebijakan petahana.

“Ini menunjukkan bahwa elektabilitas Pak Helldy memang kurang baik. Ini juga menjadi indikator bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil selama ini tidak memuaskan publik. Wajar jika di TPS-nya sendiri beliau kalah, bahkan dengan selisih yang cukup jauh, hampir 10 persen,” ujar Isbatullah.

Ia menambahkan, kekalahan ini menjadi pelajaran penting bagi siapa pun yang memimpin Cilegon ke depan.

“Masyarakat hari ini sudah semakin cerdas dalam menilai pemimpin dari kebijakan-kebijakannya. Pemimpin yang terpilih nanti harus lebih amanah, menjaga kesesuaian antara kata dan tindakan,” tegasnya.

Kemenangan Robinsar-Fajar di TPS ini menjadi salah satu penanda bahwa masyarakat Cilegon mungkin menginginkan perubahan dalam kepemimpinan. Kini, perhatian tertuju pada hasil resmi yang akan diumumkan oleh KPU, yang diharapkan mengukuhkan pasangan pemenang yang mampu memenuhi harapan masyarakat. (Red)