HARIANBANTEN.CO.ID – Kabupaten Pandeglang di Provinsi Banten dikenal luas sebagai daerah agraris dengan potensi wisata alam yang memikat. Namun, jauh sebelum itu, wilayah ini telah mencatat perjalanan sejarah panjang sejak abad ke-2 Masehi. Pandeglang pernah berada di bawah pengaruh kerajaan-kerajaan besar di Nusantara, dari Salakanagara hingga Kesultanan Banten, sebelum akhirnya menjadi bagian penting dari Republik Indonesia.

Awal Peradaban: Salakanagara dan Tarumanagara

Sejarah Pandeglang berakar sejak masa Kerajaan Salakanagara, yang diyakini sebagai kerajaan tertua di Nusantara. Berdiri pada abad ke-2 M di pesisir barat Pulau Jawa, kerajaan ini didirikan oleh Aki Tirem dan kemudian diperintah oleh Dewawarman. Lokasi strategis di jalur perdagangan internasional menjadikan Salakanagara pusat interaksi pedagang dari India dan Tiongkok.

Selain perdagangan, pengaruh budaya dan politik Salakanagara meluas ke wilayah Pandeglang. Nilai-nilai Hindu-Buddha mulai masuk dan membentuk fondasi kehidupan masyarakat.

Memasuki abad ke-5, Pandeglang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tarumanagara yang didirikan Raja Purnawarman. Peninggalan berupa prasasti di beberapa wilayah Jawa Barat mencatat aktivitas keagamaan dan sosial masyarakat. Pada masa ini, sistem irigasi, pertanian, dan perdagangan di Pandeglang mulai berkembang.

Masa Kerajaan Sunda dan Simbol Gunung Pulosari

Setelah Tarumanagara melemah, Pandeglang menjadi bagian dari Kerajaan Sunda. Sebagai wilayah pesisir, Pandeglang memiliki arti penting secara ekonomi dan militer. Hasil bumi seperti beras, lada, dan hasil laut menjadi komoditas utama.

Gunung Pulosari, yang menjulang di Pandeglang, diyakini masyarakat Sunda sebagai gunung sakral dengan kekuatan spiritual. Tempat ini kerap dijadikan lokasi ritual dan pertapaan, menambah kekayaan tradisi keagamaan masyarakat setempat.

Masuknya Islam dan Peran Kesultanan Banten

Sekitar abad ke-16, Pandeglang masuk ke dalam wilayah Kesultanan Banten. Islam berkembang pesat melalui pesantren dan dakwah para ulama. Kehidupan sosial masyarakat pun bertransformasi, dengan nilai-nilai Islam yang menyatu dengan tradisi lokal.

Pandeglang juga menjadi basis penting pertahanan Kesultanan Banten. Lokasinya yang strategis di pegunungan dan hutan lebat dimanfaatkan untuk menghadapi ancaman kolonial Belanda.

Perlawanan terhadap VOC dan Kolonialisme

Memasuki abad ke-17, Belanda melalui VOC mulai menguasai jalur perdagangan di barat Jawa. Pandeglang, dengan potensi alamnya, tidak luput dari tekanan politik dan ekonomi. Sistem tanam paksa pada abad ke-19 menjadikan daerah ini salah satu pusat penghasil kopi, lada, dan komoditas ekspor lain.

Meski demikian, masyarakat Pandeglang melakukan perlawanan sporadis, yang banyak dipimpin ulama dan tokoh pesantren. Semangat perjuangan ini menjadi bagian penting dalam sejarah panjang perlawanan rakyat Nusantara.

Pandeglang di Era Nasionalisme dan Kemerdekaan

Pesantren di Pandeglang tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan Islam, tetapi juga menjadi wadah penyemaian semangat kebangsaan. Ulama dan kiai setempat aktif mengobarkan perlawanan terhadap kolonialisme sekaligus menanamkan nilai patriotisme.

Setelah proklamasi 1945, Pandeglang resmi menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tahun 2000, wilayah ini masuk ke dalam Provinsi Banten yang baru dibentuk, membuka babak baru pembangunan daerah.

Potensi Pandeglang di Masa Kini

Kini, Pandeglang dikenal sebagai wilayah agraris dengan hasil pertanian seperti padi, jagung, kelapa, dan kakao. Di pesisir, sektor perikanan menjadi penopang ekonomi masyarakat, dengan hasil laut seperti ikan dan rumput laut.

Selain itu, pariwisata menjadi sektor unggulan. Taman Nasional Ujung Kulon yang menjadi habitat badak Jawa, Pantai Tanjung Lesung, Pantai Carita, hingga Gunung Pulosari menjadikan Pandeglang tujuan wisata populer.

Di sisi lain, pendidikan Islam tetap menjadi identitas kuat Pandeglang. Pesantren besar yang tersebar di wilayah ini terus melahirkan generasi berilmu sekaligus berperan menjaga tradisi lokal.

Meski menghadapi tantangan modernisasi, Pandeglang terus berupaya menyeimbangkan pembangunan dengan pelestarian budaya. Dengan warisan sejarah yang panjang, kekayaan alam, dan tradisi kuat, Pandeglang menegaskan perannya sebagai salah satu daerah penting di Provinsi Banten. (red)

Sumber: Youtube Sang Legenda