Kenapa Sebagian Wilayah di Banten Gunakan Bahasa Jawa? Ini Sejarahnya
HARIANBANTEN.CO.ID – Banyak yang mungkin bertanya-tanya, mengapa sebagian masyarakat di Provinsi Banten menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari, padahal wilayah ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat yang identik dengan bahasa Sunda.
Fakta ini memang menarik. Penggunaan bahasa Jawa di Banten, khususnya di wilayah utara seperti Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, hingga wilayah barat Kabupaten Tangerang, memiliki akar sejarah yang panjang. Bahasa yang dituturkan pun bukan bahasa Jawa pada umumnya, melainkan dikenal sebagai Bahasa Jawa Serang atau Jawa Banten.
Dikutip dari berbagai sumber, sejarah mencatat bahwa bahasa Jawa mulai dituturkan di wilayah Banten sejak masa Kesultanan Banten berdiri pada awal abad ke-16, sekitar tahun 1526. Pada masa itu, Sultan Maulana Hasanuddin, pendiri Kesultanan Banten, memimpin wilayah ini. Ia merupakan putra dari Sunan Gunung Jati, penguasa Kesultanan Cirebon.
Asal-usul Kesultanan Banten sendiri berawal dari pasukan gabungan Kesultanan Demak dan Cirebon yang berhasil merebut wilayah pesisir utara dari Kerajaan Pajajaran. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila budaya dan bahasa Jawa turut mengakar kuat, khususnya di wilayah-wilayah yang dulu menjadi pusat pemerintahan Kesultanan.
Menariknya, dialek Jawa Banten kini berkembang menjadi bentuk yang unik. Dialek ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, yakni masyarakat berbahasa Sunda dan Betawi, menjadikannya berbeda dari bahasa Jawa di Jawa Tengah atau Jawa Timur.
Ciri khas lain dari bahasa Jawa Serang terlihat dari pelafalan huruf vokal “E”. Ada dua varian pengucapan: satu dengan bunyi “E” seperti pada kata temen (teman), dan satu lagi dengan bunyi “A” seperti pada kata apa.
Wilayah yang cenderung melafalkan “A” di antaranya adalah Kecamatan Kragilan, Kibin, Cikande, Kopo, Pamarayan, dan sekitarnya. Sementara pengucapan “E” dominan digunakan di Kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Kasemen, Bojonegara, Kramatwatu, Ciruas, Anyer, dan sekitarnya.
Perbedaan inilah yang membuat bahasa Jawa di Banten menjadi dialek yang khas dan menarik secara linguistik. Meski secara administratif terpisah dari Jawa Barat sejak tahun 2000, pengaruh budaya masa lalu masih begitu terasa hingga kini.
Penulis: Asep Tolet | Harianbanten.co.id
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.